Total Tayangan Halaman
Jumat, 10 Mei 2013
Ibu Kota Jakarta
Beranjak dari siang ini. Sepeda ku tepat dibawah pohon. Selesai menahan sepeda dengan tanjakan waktu beristirahat. Mengisi udara segar dari kota dada. Semakin santai ujung jantung bergetar. Perjalanan kali ini dari kota ke desa. Pepohonan rindang tak ada lagi di keramaian kota. Penat macet ketidaksadaran. Berulang kembali raungan mesin otak diesel kotor. Meletihkan sekali berada di tengah mereka, negara ini. Ibu kota, tempat tak nyaman. Tiap pagi pergi manusia menemui batu-batu raksasa. Begitu juga batu telah mempengaruhi hati ku. Tetesan air disekitar berdebu malah mengeraskan. Sinar siang menggigilkan keringat. Sampah debu, kertas, plastik, limbah sungai, tempat tidur pun dibuang ke sungai. Otak termanipulasi uang bensin. Kendaraan-kendaraan mematikan manusia. Mengurangi umur mereka dari setiap polusi. Rongga dada asap kenalpot. Mereka bangga tinggal di tempat ibu. Mereka senang menyakiti ibu. Enyahkan saja orang-orang itu telah durhaka. Mengapa mereka diberikan asuransi kesehatan? Sedang mereka menyakiti ibu. Apakah orang kota begitu? Lebih baik ku menikmati desa dan pepohanan ini. Istirahat seharian mengubah hati batu, pikiran kumuh, melepas karbondioksida. Aku tahu pohon selalu baik. Membawa aku untuk lebih bersih dalam hati, dan pikiran ku. Seharian menyenangkan di sini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar