Total Tayangan Halaman

Jumat, 24 Mei 2013

Tertunda Bersama

Hari gelap dengan warna. Dingin tanggung sekali di kulit. Masa menyenangkan tertulis tiap hari. Kerja ku seharian penuh. Malam bertemu pagi. Melihat tulisan kecil-kecil. Teman ku, ku acuhkan. Bila tidak, dia pasti mengajak ku panjang lebar isi kepalanya. Aku ingin fokus mengedit satu buku "Kitab Suci Sang Bidadari." Sedang mereka tidak tahu. Malu ku tidak selesai cepat. Selain mereka pergi, aku diam saja. Lagi pula tidak ada waktu berbicara. Sedang perhatikan tulisan kata-kata dalam kalimat. Teman menegur sapa. Aku terlihat serius katanya. Jawab ku ringan, tulisan ini kecil-kecil. Aku tersenyum, dan dia tersenyum. Berlalulah dia. Aku lanjutkan. Setiap besar tulisan dan kalimat tidak dimengerti aku hapus, dan tandai jika mesti. Bekerja sampai pagi terkuras. Aku tidak bisa menulis puisi. Aku tidak bisa menulis filsafat. Aku tidak dapat menulis tentangnya. 

Pagi, petang, malam, berada di kamar. Aku menyukai jika tak ada mengganggu. Untung saja sore ini selesai. Habiskan tiga hari. Semuanya lima belas bab. Masih terhitung ringan. Dibandingkan dengan bekerja orang lain sebulan. Aku masih bisa bernafas. Aku masih bisa menulis filsafat. Aku masih merasa untuknya. Ku lepas pada sejuk sore menjelang malam. Kerinduan udara segar, seusai rintik hujan di Bali.

Renon Bali. Perkotaan, perkantoran, masih asri. Aku sering berjalan menuju Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Aku teringat Monas di Jakarta. Jalan batuan kali tersusun. Lapangan luas sekali. Pancangan batu tinggi membumbung menusuk angkasa. Perjalanan hanya sendiri. Teman sebelumnya sudah tidak bersama ku. Aku bisa menikmati udara segar. Sebelumnya kita hanya berfoto-foto. Setelah itu pergi ke tempat indah lainnya. Kali ini udara sore bisa aku nikmati. Mengapa kesadaran untuk menghirup udara harus sendiri? Kesendirian terasa menyesakkan, atau alam ini harus di sadari keberadaannya. Aku yakin, ku terlupa saja di waktu bersama. Di saat kesendirian, baru teringat alam lah memberi ku bahagia. Aku sadar di kesendirian. Dunia ini, tempat ini berada memberikan lebih dari kebersamaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar