Total Tayangan Halaman

Jumat, 14 Juni 2013

Mawar Merah

Ku buka lagi pintu-pintu hati untuk dunia.
Pagi berjalan seperti biasa.
Kau akan tersenyum melihat ku.
Kau bisa kata kan ku cantik.
Sungguh aku masih remaja.
Aku baru menginjak usia tujuh belas tahun.
Aku senyum menatap mata mu.
Aku pikir apa yang kamu kan pikir.
Tidak terhitung lama ku di bumi.
Aku selalu tersenyum.
Bunga bermekaran memenuhi hati.
Hati dibalik hati.
Kelopaknya ada pada gaun ku.
Di kebaya ku.
Di bibir ku.
Di pakaian kerja ku.
Di merah jambu pada hati ku.

Aku berjalan menuju pintu-pintu hati.
Membawa senang ku
Merasakan senang mencinta.
Berawal mendapati pekerjaan.
Berakhir mendapati senang ku.

Besok kau tak melihat ku.
Aku sudah pensiun.
Kau kan lihat putih pada dinding
Putih di kepala si botak
Putih di kepala bos-bos meja sebelah
Putih di kumis lebat si pitak
Putih meliputi ruangan
Kesan terkubur terasa
Sungguh mengerikan!!!!
Berlarilah!!
Kamu, mereka boleh berlari!
Tapi aku masih senang berada di sini
Aku masih merasakan mawar merah menyentuh

Aku nanti tidak di sini
Mengurusi diri ku sendiri.
Keluarga ku.
Cucu ku.
Anak-anak ku.
Menantu ku dengan sifat-sifat hormat.
Aku selalu memakai mawar merah.
Kehidupan ku penuh cinta.
Hidup ku penuh kehangatan.
Aku cinta pada merah
Aku tak akan pergi
Jangan melihat aku akan pergi
Atau tiada di sini dan tiada energi
Aku ada dengan warna kesukaan ini
Dalam hati ku pada mu
Dalam rasa mu pada ku
Aku ada cinta tersirat
Aku selalu merasa bahagia
Hadir mu menjadi teman.
Menjadi sahabat.
Menjadi handai taulandan.
Menjadi ramai dalam kesendirian.

Besok
Esok
Lusa
Jiwa
Aku mengenang wajah mu.
Cara kau tersenyum.
Cara mu tertawa terpingkal-pingkal dan hampir menangis.
Sangat bahagia sekali.
Senda gurau murid guru bersemangat.
Ceria memakan waktu sangat cepat terasa
Tak terasa kita menjelang berpisah.
Aku rindu warna merah.
Tiba pagi ini
Bahagia melihat mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar