Total Tayangan Halaman

Senin, 06 Mei 2013

Aku Yang Muda

Keramaian lagi dan lagi. Suntuk kaki dirasakan. Bertemu dia dan dia lagi. Ada kata yang ingin terucap namun lupa melayangkan ingat. Kata-kata kita enggan di mulut, disentuh lalu tercerabut. Tak ada mau, dilepaskan. Penyair tua ingin selalu tampak muda. Sedang muda mencari-cari hati, hari-hari, halaman tiap rumah, halaman tiap buku. Meneguhkan satu produk ternyata dia Salesman. Mereka gundah dengan hubungan asmaranya dan dituliskan setiap detail apa yang dirasakannya. Tak ada tinta mereka beralih ke media Facebook, Twitter, Google+. Apa yang terjadi mereka bebas. Mereka asik, senang manja meluapkan apa yang disebut Alay. Generasi hilang pijakan, namun mereka masih yakin cintanya kan menemuinya. Lahirnya telah dipasangkan oleh Tuhan. Matinya telah ditentukan Tuhan. Semalaman, mengapa harus bersedih? Apakah Tuhan salah memberikan perpisahan? Atau, apakah perpisahan keinginan si muda ingin mencari-cari yang lebih mengerti? Mengerti hati, mengerti sikap, mengerti kata, mengerti setiap maksud. Apakah ada yang ingin memberi yang terbaik? yang tulus, yang memberikan setiap waktunya, bila si muda selalu mudah marah, apakah ada kedamaian? Mengetahui benarnya tanpa logis, tanpa harus sedikit pun pernah salah. Generasi apa ini? Melewati hidup hanya untuk menghabiskan waktu. Menjadi muda ku tertutup alasan, alasan, dan alasan kembali. Aku tak pernah sadar diri ku dimakan waktu, dimakan kondisi, dimakan konspirasi, dimakan dan dimakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar