Total Tayangan Halaman
Selasa, 14 Mei 2013
Desa Pemulihan Jiwa
"Ibu, mengapa kau tersenyum? Apa yang membuat mu bahagia?" "Hari ini ada yang datang dari kota ke desa kita anak ku. Dia membicarakan kehidupannya tertekan di Kota." "Bukankah kehidupan kita biasa saja bu?" "Tidak, mereka melihat sekeliling desa kita sangat hijau. Mereka dapat merasakan nafas mereka dengan panjang. Tidak ada kendaraan, tidak ada raungan motor, mobil, dan serigala untuk menilang mereka." "Apakah ada serigala berjalan-jalan di kota seramai manusia?" "Anak ku, engkau boleh tidak percaya, namun mereka sudah mengangap mereka serigala." "Aneh ya?" "Anak ku. Mereka ketakutan sekali makan-makanan mereka sendiri." "Loh! Kok begitu?" "Mereka bilang setiap makanan ada pengawetnya. Sedang pengawetnya dari formalin pengawet mayat. Mereka juga takut untuk memakan Bakso, mereka jadi senang sekali makan yang ibu berikan." "Wah! Bukannya makanan kita cuma Singkong, Ubi, dan daun-daun saja." "Bagi mereka menikmati makanan desa adalah anugerah. Jadi mereka menikmati dengan lahap." "Bukankah mereka tidak menyukai itu semua bu?" "Anak ku engkau sampai sekarang ini sehat saja. Bersyukurlah pada desa ini engkau dapat sehat dan mudah mencari makan yang sehat. Sebab, ibu mendengar salah satu keluarga mereka ada yang sedang sakit. Dan orang-orang pintar dokter disana menasehati agar sembuh pergilah ke desa supaya pulih dan sehat kembali." "Aku belum pernah sekit, tidur enak, makan ku enak. Ibu, dimana mereka sekarang?" "Mereka sedang berjalan menuju desa yang lebih tinggi lagi."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar