Total Tayangan Halaman

Minggu, 12 Mei 2013

Ibu Kota dan Anak Kota

Tak berapa jauh melangkah ke kota ini. Bentuk besi beroda berbensin melumpuhkan jantung Ibu Kota. Anak mu ingin membahagiakan dengan kendaraan mahal ini. Menunjukan kepada teman dan keluarga lainnya bahwa memiliki mewah kendaraan. Milyaran harga terpajang macet. Orang kaya itu ingin menyenangkan ibu. Jangan ditanya harganya. Kau tak mungkin dapat mencarinya. Aku lihat sepanjang hari untuk berjalan ku tak ada lagi. Semua dimakan motor, mobil, angkutan umum rongsokan. Anak memiliki mobil mewah, dan ibu memiliki angkutan butut. "Memang jalan ini milik ibu, tapi gara-gara aku kan bisa membangun." Ibu hanya terdiam. Terlihat bodoh di depan anak yang sudah pintar mencari uang. Ibu senyum, dan membiarkan lalu berkata,"ya sudah kamu bebas, ibu akan membangun jalanan untuk kamu. Kamu bebas, asal kamu membayar tiap pajak yang kamu beli. Kamu harus membayar parkir tiap berhenti." Anak durhaka ini menjawab,"tidak apa-apa. Aku kan orang kaya di Jakarta ini. Ibu boleh mengambil uang ku dengan pajak. Tapi ibu kan akan memberikan lagi pada ku." Ibu yang pusing ini menyetujui. "Anak ku, bagaimana dengan aturan tiap minggu nya tidak ada kendaraan? Agar ibu dapat sehat dari udara. Ibu juga ingin bersantai melihat kamu bermain sepeda seperti anak kecil dahulu. Ibu ingin melihat kamu berlari, berjalan menuju pelukan ibu. Kerinduan ibu tidak tertahan saat mendekati dan memeluk ibu." Kecongkakan anak kota rupanya mereda, saat nasehat ibu kota sungguh-sungguh meminta. Anak Kota itu bertanya,"Ibu memang perlu istirahat?" "Iya anak ku." "Ibu memang butuh sehat?" "Iya anak ku." Ibu Kota tersenyum. Pengertian Anak Kota itu kembali matang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar