Total Tayangan Halaman
Selasa, 05 Juni 2012
Suara Pengusik
Suara itu sangat asing kembali menyeru. Kini sudah terlalu bising di dengar. Berulang kali membosankan tiap lima waktu dalam sehari. Apakah ada kewajiban bagi orang berpikir? Bagi ku kesia-siaan bila didengarkan. Untuk apa suara dari tempat suci disuarakan? Justru terlihat semakin kotor, dan banyak kehilangan sandal. Lebih terasa mengganggu suara seruan itu. Jalan manusia sangat berbeda. Biarkan semua manusia pada kodratnya dengan selalu memperbaiki diri sendiri. Bukan jalan menuju ketuhanan dengan cara kesucian menggunakan speker, atau kotak amal ditengah jalan. Mendapati surga bukan jual beli kotak amal, juga zikir berbusa-busa. Betapa pun tingginya manusia tetap berjiwa seperti binatang. Jadi wajar berdosa. Nantinya hati manusia dapat kosong dan meninggalkan pekerjaan dan menuju ketenangan. Manusia mesti menuju jalan kemanusiaan, dengan cara alamiah. Makan yang cukup, tidur yang cukup, berpikir yang cukup, hindari berdebat, dan jauhi cinta berlebihan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar