Aku tidak makan. Mereka perhatikan aku. Mereka menganggap diri ku selalu berpuasa. Untuk apa aku berpuasa? Aku menjaga makanan ku. Aku menjaga konsentrasi ku. Mereka juga menganggap aku tidak punya uang. Apa yang mereka pikirkan tentang uang? Aku hidup bukan dari uang. Bila aku mati tanpa uang itu adalah bodoh. Mati karena tidak makan itu tolol. Apakah aku harus makan? Aku tahu apa harus ku makan. Aku takut makanan itu mematikan perlahan. Uang ku pun habis untuk berobat. Untuk apa makan? Apakah itu menyehatkan? Menuju lidah menipu rasa. Masuk ke lambung sesaat. Apakah sehat dalam pikiran ku? Aku tahu tubuh ku kuat setelah makan. Makanan melewati usus-usus besar, kecil. Sedang pikiran tak menguatkan dan bercabang, ternyata sebatas badan ku saja. Aku tak mau terstimulus makanan. Telah ku pertimbangkan untuk mengorbankan makan dan fokus menulis. Ini cara ku menulis. Tanyakan lagi mengapa manusia itu tidak mati saja bila tidak berguna? Aku hanya berpikir apa yang bisa aku tulis. Aku hanya dapat menulis bahwa aku ada berpikir, melihat, menyentuh, mendekati hati. Dunia ku ada ditulisan. Aku yakin setiap titik pada tulisan membuat dunia berpikir, berada untuk dapat mengerti, berbudi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar